Kamis, 02 Mei 2013

Jalur Pendakian G. Merbabu Via Selo


Basecamp merbabu via selo terdapat pada Dk Genteng, Desa Tarubatang.

Basecamp - Pos I
Pendakian dimulai dari gerbang Taman Nasional Gunung Merbabu yang berjarak 50 meter dari basecamp. Di sekitar gerbang terdapat camping ground. Pada jarak 800 meter dari pintu masuk jalur pendakian akan ditemui sebuah persimpangan. Jalur kiri (tanjakan) merupakan jalur pendakian, sedangkan jalur kanan (jalur menurun) adalah jalur menuju daerah jurang warung yang dapat digunakan sebagai lokasi birdwatching. Untuk mencapai Pos I kita dimanjakan dengan hutan pinus dan jalur yang landai. Jalur pendakian cukup landai, namun akan banyak dijumpai pertigaan, maupun perempatan jalur yang menuju ke perkampungan penduduk, maupun jalur penduduk mencari kayu bakar dan rumput, untuk itu tetap pilih jalur yang paling lebar. Berjalan sekitar satu jam akan sampai di Mpitian yang berupa perempatan jalur.

Pos I - Pos II
pelataran Pos I cukup luas, bisa mendirikan 3-4 tenda. Setelah itu jalanan mulus penuh bonus, landai bertanah. Pos I dapat ditempuh selama 1 jam dari basecamp. Pos yang berupa sebidang tanah ini berada pada ketinggian ± 2190 m dan masih berada pada zona hutan gunung sehingga tidak ada pemandangan. Pos I umumnya digunakan untuk tempat berisitirahat sejenak. Selepas Pos I ada percabangan jalur lama (kiri) yang langsung menuju Pos III dan jalur baru (lurus). Dari Mpitian masih agak landai melintasi hutan akan berjumpa dengan sungai kering yang berisi pasir. Setelah menyeberangi sungai kering jalur mulai agak menanjak namun masih melintasi hutan. Setelah berjalan sekitar satu jam dari sungai kering ini jalur terjal sekali meliuk mendaki bukit dan sampailah kita di tikungan macan. Pada Tikungan Macan, elevasinya hampir mencapai 45 derajat, dengan jalur tanah rentan longsor. Selain kita juga menapakkan kaki di 3 batang pohon horizontal tertata rapi untuk melewati sebuah jurang. Di Tikungan Macan ini kita bisa memandang ke bawah ke arah jurang yang masih diselimuti hutan yang lebat. Di tikungan Macan ini pendaki yang turun bisa kesasar karena jalur yang sebenarnya berada disisi samping bukan lurus ke bawah. Kemudian berlanjut ke Pos III (Batu Tulis)

Pos II - Pos III
Perjalanan dari Pos II menuju Pos III, kita dimanjakan oleh perbukitan yang ditumbuhi Bunga Abadi dengan liarnya. Dari Tikungan Macan jalur mulai sedikit terbuka, namun masih melintasi hutan yang sudah tidak terlalu lebat lagi. Jalur mulai menanjak, setengah jam berikutnya jalur mulai agak sulit dan semakin terjal. Sekitar satu jam dari Tikungan Macan pendaki akan sampai di Batu Tulis. Batu Tulis adalah tempat terbuka yang cukup luas, di tengahnya terdapat sebuah batu yang cukup besar. Pos III berada pada ketinggian 2590 mdpl. Pemandangan indah di sekitar Batu Tulis bisa menjadi pengobat lelah. Banyak terdapat Edelweiss yang tumbuh tinggi dan besar sehingga bisa digunakan untuk berteduh. Pendaki yang turun Gn.Merbabu, di Batu Tulis ini terdapat juga jalur alternatif yang kelihatan sangat jelas namun sedikit mendaki bukit. Jalurnya berbahaya melintasi punggungan yang sempit dengan sisi jurang di kira dan kanan, sebaiknya tidak melewati jalur ini, tetaplah mengikuti jalur yang resmi. Pemandangan dari pos III cukup lapang dan dapat melihat merapi di seberangnya. 200 meter dari pos III dapat dijumpai sebuah nisan memoriam alm. Heri Susanto, seorang pendaki asal Surabaya yang mengalami kecelakan pendakian pada tahun 1997.

Pos III - Sabana I & Sabana II
Dari Batu Tulis medan mulai terbuka berupa padang rumput yang sangat terjal dan berdebu. Bila di musim hujan jalur ini licin sekali sehingga perlu perjuangan sangat keras untuk merangkak ke bergerak ke atas. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan, pendaki masih harus melewati empat buah bukit yang terjal untuk sampai di puncak Gunung Merbabu. Perjalanan dilanjutkan menuju Sabana I dan Sabana II, keduanya merupakan kawasan luas berumput, dan vegetasi lainnya khas sabana, mirip dengan taman teletubies, hijau berbukit-bukit. Sabana I berada pada ketinggian ±2770 mdpl sedangkan sabana II terletak pada ketinggian ±2860 mdpl. Sabana I dan sabana II dipisahkan oleh sebuah bukit. Ekosistem sabana ini didominasi oleh rumput bubarjaran. Kedua lokasi ini sering dijadikan sebagai tempat berkemah para pendaki. Namun disarankan untuk membangun tenda setelah dari Sabana II, mencari lahan yang dilindungi edelweis.

Jemblongan
Sedikit naik bukit dan kemudian turun lagi pendaki akan sampai di Jemblongan yakni sebuah tempat yang banyak di tumbuhi Edelweiis dalam ukuran besar dan rapat sehingga sehingga membentuk hutan yang rindang. Jemblongan berada kurang lebih 100 meter dari sabana II. tempat ini merupakan tempat berkemah alternative. Berada di tengah tengah pepohonan, tempat ini menjadi tempat yang nyaman untuk berkemah karena terlindung dari angin dan cukup dekat dengan puncak (± I jam perjalanan). Membangun tenda dome tepat dibawah pohon-pohon Edelweis yang tinggi. Selain aman, saat pagi datang kita akan dimanjakan dengan indahnya Gunung Merapi yang gagah berdiri.

Menuju Puncak Merbabu
Setelah berjalan sekitar 1 jam akan tampak puncak Gunung Merbabu. Pemandangan yang sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak gunung Merbabu. Berbalik arah pemandangan ke arah Gunung Merapi juga sangat indah sekali. Bila kita berjalan dengan cermat sekitar sekitar 25 meter di sebelah kanan jalur akan kita temukan sebuah batu berlobang yang keramat.

Sekitar 30 menit hingga 1 jam diperlukan perjuangan akhir dengan menapaki jalur padang rumput yang terjal dan berdebu untuk mencapai Puncak tertinggi gunung Merbabu. Setibanya di Puncak Gunung Merbabu, untuk menuju Puncak Kenteng Songo kita berjalan sekitar 10 menit ke arah Timur.

Itinerary Pendakian:
  1. Basecamp – Pos I : 1 jam 10 menit
  2. Pos I – Pos II : 1 jam 10 menit
  3. Pos II – Pos III : 50 menit
  4. Pos III – Sabana I : 1 jam
  5. Sabana I – Sabana II : 30 menit
  6. Sabana II – Puncak: 1 jam 15 menit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar