Basecamp merbabu via selo
terdapat pada Dk Genteng, Desa Tarubatang.
Basecamp - Pos I
Pendakian dimulai dari gerbang Taman Nasional Gunung Merbabu yang
berjarak 50 meter dari basecamp. Di sekitar gerbang terdapat camping
ground. Pada jarak 800 meter dari pintu masuk jalur pendakian akan ditemui
sebuah persimpangan. Jalur kiri (tanjakan) merupakan jalur pendakian, sedangkan
jalur kanan (jalur menurun) adalah jalur menuju daerah jurang warung yang dapat
digunakan sebagai lokasi birdwatching. Untuk mencapai Pos I kita dimanjakan dengan hutan
pinus dan jalur yang landai. Jalur pendakian cukup landai, namun akan banyak
dijumpai pertigaan, maupun perempatan jalur yang menuju ke perkampungan
penduduk, maupun jalur penduduk mencari kayu bakar dan rumput, untuk itu tetap
pilih jalur yang paling lebar. Berjalan sekitar satu jam akan sampai di Mpitian
yang berupa perempatan jalur.
Pos I - Pos II
pelataran
Pos I cukup luas, bisa mendirikan 3-4 tenda. Setelah itu jalanan mulus penuh
bonus, landai bertanah. Pos I dapat ditempuh selama 1
jam dari basecamp. Pos yang berupa sebidang tanah ini berada pada
ketinggian ± 2190 m dan masih berada pada zona hutan gunung sehingga tidak ada
pemandangan. Pos I umumnya digunakan untuk tempat berisitirahat sejenak.
Selepas Pos I ada percabangan jalur lama (kiri) yang langsung menuju Pos III
dan jalur baru (lurus). Dari Mpitian masih agak landai melintasi hutan
akan berjumpa dengan sungai kering yang berisi pasir. Setelah menyeberangi
sungai kering jalur mulai agak menanjak namun masih melintasi hutan. Setelah
berjalan sekitar satu jam dari sungai kering ini jalur terjal sekali meliuk
mendaki bukit dan sampailah kita di tikungan macan. Pada Tikungan Macan,
elevasinya hampir mencapai 45 derajat, dengan jalur tanah rentan longsor.
Selain kita juga menapakkan kaki di 3 batang pohon horizontal tertata rapi
untuk melewati sebuah jurang. Di Tikungan Macan ini kita bisa memandang ke
bawah ke arah jurang yang masih diselimuti hutan yang lebat. Di tikungan Macan
ini pendaki yang turun bisa kesasar karena jalur yang sebenarnya berada disisi
samping bukan lurus ke bawah. Kemudian berlanjut ke Pos III (Batu Tulis)
Pos II - Pos III
Perjalanan
dari Pos II menuju Pos III, kita dimanjakan oleh perbukitan yang ditumbuhi
Bunga Abadi dengan liarnya. Dari Tikungan Macan jalur mulai sedikit terbuka,
namun masih melintasi hutan yang sudah tidak terlalu lebat lagi. Jalur mulai
menanjak, setengah jam berikutnya jalur mulai agak sulit dan semakin terjal.
Sekitar satu jam dari Tikungan Macan pendaki akan sampai di Batu Tulis. Batu
Tulis adalah tempat terbuka yang cukup luas, di tengahnya terdapat sebuah batu
yang cukup besar. Pos III berada pada ketinggian 2590
mdpl. Pemandangan indah di sekitar Batu Tulis bisa menjadi pengobat
lelah. Banyak terdapat Edelweiss yang tumbuh tinggi dan besar sehingga bisa
digunakan untuk berteduh. Pendaki yang turun Gn.Merbabu, di Batu Tulis ini
terdapat juga jalur alternatif yang kelihatan sangat jelas namun sedikit
mendaki bukit. Jalurnya berbahaya melintasi punggungan yang sempit dengan sisi
jurang di kira dan kanan, sebaiknya tidak melewati jalur ini, tetaplah
mengikuti jalur yang resmi. Pemandangan dari pos III
cukup lapang dan dapat melihat merapi di seberangnya. 200 meter dari pos III
dapat dijumpai sebuah nisan memoriam alm. Heri Susanto, seorang pendaki asal
Surabaya yang mengalami kecelakan pendakian pada tahun 1997.
Pos III
- Sabana I & Sabana II
Dari
Batu Tulis medan mulai terbuka berupa padang rumput yang sangat terjal dan
berdebu. Bila di musim hujan jalur ini licin sekali sehingga perlu perjuangan
sangat keras untuk merangkak ke bergerak ke atas. Puncak Gunung Merbabu masih
belum kelihatan, pendaki masih harus melewati empat buah bukit yang terjal
untuk sampai di puncak Gunung Merbabu. Perjalanan dilanjutkan menuju Sabana I
dan Sabana II, keduanya merupakan kawasan luas berumput, dan vegetasi lainnya
khas sabana, mirip dengan taman teletubies, hijau berbukit-bukit. Sabana I berada pada ketinggian ±2770 mdpl sedangkan sabana
II terletak pada ketinggian ±2860 mdpl. Sabana I dan sabana II dipisahkan oleh
sebuah bukit. Ekosistem sabana ini didominasi oleh rumput bubarjaran. Kedua
lokasi ini sering dijadikan sebagai tempat berkemah para pendaki. Namun
disarankan untuk membangun tenda setelah dari Sabana II, mencari lahan yang
dilindungi edelweis.
Jemblongan
Sedikit
naik bukit dan kemudian turun lagi pendaki akan sampai di Jemblongan yakni
sebuah tempat yang banyak di tumbuhi Edelweiis dalam ukuran besar dan rapat
sehingga sehingga membentuk hutan yang rindang. Jemblongan
berada kurang lebih 100 meter dari sabana II. tempat ini merupakan tempat
berkemah alternative. Berada di tengah tengah pepohonan, tempat ini menjadi
tempat yang nyaman untuk berkemah karena terlindung dari angin dan cukup dekat
dengan puncak (± I jam perjalanan). Membangun tenda dome tepat dibawah
pohon-pohon Edelweis yang tinggi. Selain aman, saat pagi datang kita akan
dimanjakan dengan indahnya Gunung Merapi yang gagah berdiri.
Menuju Puncak Merbabu
Setelah
berjalan sekitar 1 jam akan tampak puncak Gunung Merbabu. Pemandangan yang
sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena
kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak
gunung Merbabu. Berbalik arah pemandangan ke arah Gunung Merapi juga sangat
indah sekali. Bila kita berjalan dengan cermat sekitar sekitar 25 meter di
sebelah kanan jalur akan kita temukan sebuah batu berlobang yang keramat.
Sekitar
30 menit hingga 1 jam diperlukan perjuangan akhir dengan menapaki jalur padang
rumput yang terjal dan berdebu untuk mencapai Puncak tertinggi gunung Merbabu.
Setibanya di Puncak Gunung Merbabu, untuk menuju Puncak Kenteng Songo kita berjalan
sekitar 10 menit ke arah Timur.
Itinerary
Pendakian:
- Basecamp
– Pos I : 1 jam 10 menit
- Pos I
– Pos II : 1 jam 10 menit
- Pos
II – Pos III : 50 menit
- Pos
III – Sabana I : 1 jam
- Sabana I – Sabana II : 30 menit
- Sabana II – Puncak: 1 jam 15 menit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar