Rabu, 21 Maret 2012

Kisah Dari sang MALAM

Gerimis turun perlahan di penghujung malam. Teramat lembut menyapa wajah-wajah yang berkawan malam.

Aku memang selau suka dengan gerimis. Ada alunan yang sendu setiap kali tetesnya jatuh ke bumi. Membawa kita menikmati dunia kita sendiri, ada ketenangan dan kedamaian. Aku juga suka hujan. Setiap kali tetesnya deras menyapa wajah, ada suatu rasa yang berbeda yang kadang membangunkan kita dari mimpi-mimpi menuju kenyataan. Namun terkadang tetes-tetes itu justru membawa kita jauh menembus mimpi-mimpi. Menuju dunia lain yang teramat indah untuk didatangi. Merasakan kelembutan hidup yang mungkin hanya bisa kita pahami lewat imajinasi.

Malam ini, gerimis kembali datang. Namun sayang hujan tak kunjung datang. Hingga alunan merdu butiran-butirannya tak bisa menutup malam yang indah ini. Tak apalah, ketenangan malam ini juga sudah terasa cukup untuk mengisi penatnya hidup akhir-akhir ini.

Malam yang panjang, tapi amat menyenangkan. Mungkin ini lah kebahagiaan yang orang cari dari sebuah persahabatan. Walaupun sebenarnya aku sendiri tak pernah tau pasti arti dari sebuah persahabatan. Namun setidaknya aku bisa lebih memahami tentang berbagi. Berbagi cerita kepada orang lain.

Sahabat, dulu aku memahaminya sebagai sesuatu yang mustahil dan hanya omong kosong belaka. Karena yang aku mengerti tentang sifat dasar manusia adalah sebuah keegoisan. Semua yang dilakukan oleh setiap orang pasti didasari oleh kepentingan. Percaya adalah kata yang asing dan tabu untuk diperbincangkan, kata lain dari kemunafikan. Hingga sampai sekarang pun aku masih percaya, bahwa keEGOISan lah yang membimbing manusia untuk bisa menjalani hidup di dunia ini.

Namun, ada sedikit pemahan baru diotaku yang kecil ini. Bahwa keegoisan itu juga relatif. Bukankah memang semuanya itu tak ada yang pasti, tergantung dari mana orang mengambil sudut pandangnya.

Ya, menurutku egois itu bisa dipandang negatif, bisa pula dipandang positif. Bukankah membantu orang lain bisa juga sebuah dorongan pribadi yang menginginkan kebahagian dari menolong orang lain. Disadari atau tidak, kita melakukan sebuah kebaikan itu sebenarnya didasari oleh kebutuhan kita. Mulai dari kebahagian, kepuasan, bahkan mungkin karena CINTA. Jadi, egois itu tergantung bagaimana kita memaknainya.

Keegoisan inilah yang selalu menjaga tingkat kepercayaan seseorang. Entah itu percaya kepada diri sendiri, maupun percaya kepada orang lain. Karena setiap orang itu pasti memiliki Zona Privacynya sendiri-sendiri. Dan di zona itulah seseorang bisa lebih mengerti akan dirinya. Lebih bisa berfikir tenang dan dewasa. Walaupun terkadang hubungan sosial juga membantu kita dalam menjalani hidup ini, namun sebenarnya ada saat saat tertentu dimana kita butuh sendiri. Keegoisan lah yang selalu membantu kita membatasi Zona Privacy kita dalam bentuk sebuah kepercayaan.

Walaupun aku belum percaya sepenuhnya tentang sahabat, namun ketika ada orang-orang yang menghormati batas privasiku. Maka aku akan lebih peduli pada mereka dan mencoba untuk membuka diri dan mencoba pula memahami batas-batas privacy mereka.

TERIMA KASIH UNTUK MALAM YANG MENYENANGKAN INI.

Setidaknya aku merasa lega dan lebih bisa berdamai dengan masa lalu itu. Esok lusa pasti akan kuceritakan tentang MASA LALU itu.

Malam teramat larut, pagi datang dengan tenang dan lembut.

Gerimis telah lama usai, namun sisa-sisa alunan basahnya masih menyejukan.

Pagi, aku masih belum siap menyambutmu, bisarkan sejenak aku menikmati Mimpi malam ini. Keindahan dari sang malam.

Malam, Terima Kasih Untuk Kisah Malam Ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar