Sore ini aku
kembali mengayuh sepeda tuaku menyusuri jalanan kota ini. Melengkapi jalanan
yang sudah semakin sesak saja dari tahun-ke tahun oleh bermacam kendaraan.
Mendung, tapi pengap.
Sore ini aku
kembali melanjutkan rutinitas pekerjaanku yang sudah hampir 1,5 tahun kujalani,
memberi jam tambahan (ngeles). Sebagian besar anak yang menjadi siswaku adalah
anak-anak dari golongan 'mampu'. Sebagian anak-anak itu ikut les karena di
paksa orang tua, tapi sebagian lagi karena kebutuhan mereka yang memang
membutuhkan les tambahan.
Terkadang
pekerjaan ini bisa menjadi cara untuk merefresh otak dari rutinitas kampus,
tapi tak jarang pekerjaan ini justru menambah penat suasana. Tapi, apapun itu
aku harus bisa menikmatinya. Setidaknya aku bisa mengambil beberapa sisi
positif darinya. Ya, bertemu wajah-wajah baru, cerita-cerita baru. Hujan atau
terik, jingga atau gelap. Dan yang aku suka dari pekerjaan ini adalah
kefleksibelannya, dan gaji yang lumayan tentunya. Aku bebas mengubah jadwal les
sesuai waktu yang aku punya.
Tentu saja
aku tak mau selamanya menjalani pekerjaan ini. Aku masih membutuhkan
petualangan-petualangan baru. Petualangan yang bisa membawaku menapak lebih
tinggi pada sisi kedewasaan. Bertemu wajah-wajah baru, budaya-budaya baru,
kisah-kisah baru.
Sore ini aku
memberi jam tambahan untuk siswi kelas 2 SMA. Ia tampak tak begitu semangat
melalui 90 menit pembelajaran ini. Matanya sembab. Di awal ia beralasan bahwa
ia masih mengantuk, tapi di akhir ia akhirnya mengakui juga bahwa ia baru putus
dari pacarnya.
Ah, elegi
masa muda. Percintaan yang masih mentah, tapi juga mengesankan untuk dikenang.
Dulu aku juga
pernah mengalami hal yang seperti itu. Kenangan masa SMA, saat umur masih berbilang
belasan. Kini umurku sudah berkepala dua, sudah banyak hal yang aku lewati
bertahun-tahun dari kisah percintaan masa SMA ku. Sudah banyak kisah yang
terlewati. Petualangan-petualangan membawa banyak pelajaran untuk dimaknai.
Sekarang aku
melihat kisah siswi lesku itu dengan sebuah sisi kedewasaan, dan ringan aku
menimpalinya. "esok bertahun-tahun setelah ini, ada banyak masalah yang
lebih kompleks dari masalahmu yang sekarang. Tapi tak usah takut, karena
kehidupan akan mengajarimu banyak hal untuk bisa meliwati setiap masalah yang
datang. Ia akan dengan sabar mengajarimu tahap demi tahap. Percayalah kalau kau
cukup kuat untuk melewatinya." Begitulah aku menasehatinya.
Sambil
mengayuh sepeda tuaku menelusuri jalanan senja, aku tersenyum sendiri mengenang
kisah-kisahku yang telah lalu, juga nasehat yang baru saja aku sampaikan untuk
siswi lesku tadi. Betapa hidup ini terkadang begitu lucu. Tapi yang pasti,
hidup mengajari kita untuk menjadi dewasa, tapi kadang kita yang terlalu bebal
untuk memahami penjelasan-penjelasannya. Terlalu malas untuk memaknai hal-hal
yang terlewati. Bahkan terkadang dengan teganya mengutuk dan menyalahkan
kejadian-kejadian yang menimpa, mata hati kita terlalu buta untuk bisa melihat
makna-makna yang terselip di balik tumpukan-tumpukan kisah.
Bertahun-tahun
yang lalu mungkin aku juga masih sama saja seperti siswi lesku. Terlalu
mendramatisir dan eksplosif dalam memandang masalah. Aku lupa bagaimana caranya
bersukur. Kisah-kisah percintaan masa-masa SMA yang begitu absurb dan kekanak-kanakan.
Kadang aku tertawa sendiri saat mengenangnya. Betapa tidak dewasanya aku dulu.
Dan kadang aku berfikir, kalau saja bisa mengulang waktu, tentu ada banyak hal
yang ingin aku ubah di masa lalu. Tapi waktu tetaplah waktu, ia adalah kekuatan
absolut di dunia ini. Ia berputar dengan caranya sebdiri tanpa memandang
keberadaan kita. Ia adalah tangan Tuhan.
Kisah-kisah
yang telah terlewat menempa kita agar menjadi lebih tajam dari sebelumnya,
kadang proses penempaan itu keras, kadang juga lembut. Kadang begitu lama,
kadang juga terlalu singkat. Yang pasti hidup akan selalu sabar mengajari kita
untuk menjadi lebih dewasa lagi.
Esok lusa,
ketika waktu membawaku jauh melewati masa. Melampaui kisah-kisah. Mungkin aku
akan tertawa sendiri saat mengenang kisahku hari ini, masalah-masalah yang
menempaku akhir-akhir ini. Tapi setidaknya itu menandakan bahwa aku telah naik
ke tingkatan yang lebih tinggi dari sekarang.
Petualangan-petualangan
baru, di suatu tenpat yang baru, di waktu yang baru, dengan kisah-kisah yang
baru. Esok lusa mungkin aku sudah berbubah, tak seperti yang sekarang ini. Tapi
aku percaya, perubahan itu selalu positif selama aku bisa memaknai hidup ini
dengan pemahaman yang baik. Aku hanya harus selalu bisa untuk menikmati jalan
yang sudah digariskan untukku, bersyukur akan apa yang aku dapat. Berani untuk
melewati itu semua.
Karena aku
percaya, hidup akan membimbing kita untuk menjadi bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar