Selasa, 12 Februari 2013

Hujan Diantara Kita



Hujan kembali turun dengan derasnya, angin berhembus kencang membawa butiran-butiran hujan menghempas wajah. Perih dan dingin. kita ber empat berjalan terhuyung dalam sebuah jalan temaram dibalik bukit itu, tapi kita coba tetap berjalan, menanti sebuah warna. Bukan pelangi, tapi sebuah warna yang lebih indah. Ialah warna persahabatan.

Gadis kecil, gadis polos, lelaki berkacamata. Peganglah tanganku, kita berjalan bersama-sama. Jangan pernah meragu akan pegangan ini, atau kita akan terhempas dan yang aku takutkan aku tak bisa lagi memandang wajah kalian di dalam kotak penyimpanan rahasisa di dalam hatiku.

Percayalah, persahabatan kita ini bukanlah sebuah omong kosong belaka. Maaf kalau aku pernah mengacaukannya, ketika sebuah perasaan baru mencuat ke permukaaan dan mengacaukan putaran kita. Hingga pegangan kita renggang dan hampir terlepas. Tapi percayalah, aku selalu berusaha sekuat yang aku bisa untuk tetap bertahan dan menghapus semua rasa yang tertinggal dan mengerak di dalam hatiku.

Karena aku bangga bisa menjadi bagian dari persahabatan luar biasa ini.

Gadis kecil, maaf kalau kau merasa kecewa dan menjadi orang bodoh karena sebuah rahasia kecil yang kami sembunyikan darimu. Tapi percayalah, ini hal terbaik yang bisa kami lakukan agar kita tetap bisa berjalan beriringan.

Kami tak pernah bermaksud untuk munutupi semua ini darimu, karena kami juga (kalau bisa) tak pernah mau menjadi bagian dari rahasia ini. Tapi kenyataan dengan teganya menjadikan jalan cerita yang seperti ini. Kami juga tak bermaksud untuk memojokanmu dalam situasi seperti ini. Tapi, keadaan kadang memaksa kami untuk seakan-akan berkonspirasi dalam sebuah bualan besar.

Kalian tau, sebenarnya aku tak pernah yakin akan keberadaanku dalam keadaan ini. Aku seperti dalam sebuah persimpangan rawa-rawa, dimana aku terhisap ke antaranya. Dan yang paling menyakitkan adalah, aku terhisap oleh rawa-rawa di dalam hatiku sendiri. Karena entah banyak atau tidak, tapi yang pasti rasa itu masih bersisa di dalam sebuah ruang di dalam hatiku. Rasa yang harusnya tak pernah berbunga, perasaan sayangku padamu gadis kecil.

Sebuah lelucon besar memang, di mana aku terjebak dalam situasi ini. Persahabatan yang begitu indah, juga perasaan yang coba untuk di buang jauh-jauh, dan kemudian datang seorang lain membawa cerita cintanya untuk mu gadis kecil. Sebuah situasi yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Lelaki berkacamata, posisi kita disini hampir sama. Sebagai orang yang mendapat kepercayaan dan sebagai seorang sahabat, tapi aku menanggung satu beban lagi yang tak ada padamu, sebuah beban yang lebih berat dari kedua hal tadi. Rasa yang masih tertinggal di dalam hatiku. Tapi apapun itu aku bersyukur melalui ini bersamamu, bersama kalian.

Gadis kecil, kau pernah berkata bahwa aku adalah seorang idealis dan sama sekali tidak fleksibel. Untuk yang pertama memang benar, tapi yang kedua kau salah besar. Justru aku adalah seorang yang sangat fleksibel, lebih dari seperti yang kau bayangkan. Dan dengan kefleksibelanku inilah aku menjadi seorang yang idealis, dan bahkan aku justru kerap terjebak di dalamnya, seperti aku sedang terjebak sekarang ini.

Aku mencoba untuk memposisikan diri sebagai sahabatmu, sebagai penjaga kepercayaan seseorang yang datang untuk mencintaimu, juga memposisikan diri sebagai seseorang yang berusaha untuk tak terjebak dalam ilusi hati. Dan aku benar-benar terjebak dalam kefleksibelan ini, aku tak pernah bisa tegas untuk bertindak. Terkadang aku benci akan sikapku yang seperti ini.

Gadis polos, maaf kalau selama ini aku bersembunyi dibalik mu dari rasaku akan gadis kecil. Aku sebenarnya tak pernah mau akan situasi ini, tapi aku begitu rapuh untuk tetap berdiri sendiri. Maaf kalau aku membawamu dalam putaran absurp ini, semuanya begitu random.

Apapun itu, aku berjanji akan berusaha yang terbaik yang bisa aku lakukan, untukmu gadis kecil, gadis polos, juga lelaki berkacamata. Aku akan menjadi seseorang yang idealis dengan kefleksibelannya. Dan aku akan sekuat tenaga memegang erat tangan kalian, kita berjalan bersama dalam hujan ini. Aku percaya, semua ini membuat kita sedikit lebih dewasa dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar