Kamis, 12 April 2012

kebohongan

Malam telah larut...

Dan hujan telah lama berlalu,, menyisakan basah pada aspal juga daun-daun yang masih menggantungkan tetes-tetesnya...

Sayangnya aku tak tau kalau hujan turun tadi, aku tak berkesempatan menikmati sejuk tiap tetesnya, merdu suaranya... aku hanya berkesempatan menikmati sisa lembabnya...

Malam yang basah dan lembab, tak apalah... Masih berkesempatan menikmati sisa hujan malam ini juga sudah indah, karena setidaknya masih ada hal yang bisa untuk kusyukuri...

Malam merangkak perlahan, sesekali loncat menghindari genangan sisa hujan tadi, tapi rasanya aku masih saja belum beranjak dari tampatku sekarang, walaupun sebenarnya aku entah berada dimana sekarang...

Ya, aku tak tau dimana tepatnya aku sekarang. Yang aku tahu bahwa aku hanya bisa melihat waktu berkelebat dengan cepat melewati ujung mataku, terlalu dekat, tapi aku juga tak bisa meraihnya. Aku hanya bisa duduk di sini, di suatu tempat yang tak kuketahui...

Hari-hari yang berlalu kemarin, terasa sangat cepat. Lewat begitu saja, bahkan aku belum sempat memandang seluruh wajahnya. Aku hanya bisa melihat bayangnya menghilang ujung kelokan jalan. Waktu jauh meninggalkan ku...

sebenarnya aku sudah berusaha lari secepat yang aku bisa, namun aku tak jua beranjak. Bukan kah sering kita bermimpi, kita berusaha untuk berlari dari kejaran mimpi buruk, namun tak jua kita mau melangkah. Mungkin begitulah keadaan ku sekarang...

Hari-hari yang berlalu, lewat begitu saja. Namun aku malah marasa semakin hampa. Dan aku merasa sendiri, aku benar-benar ingin sendiri. Menikmati malam ini...

Entahlah, rasanya tak ada hari yang istimewa, tak ada juga kesibukan yang menjadikan semangatku meletup-letup seperti minggu kemarin. Hanya secangkir kopi, begitu saja, sederhana...

Mungkin rencana esok sabtu untuk naik merapi, yang sedikit membuatku bergairah, karena aku rindu belaian mesra angin gunung. kecupan mesranya saat ku menggigil didalam malamnya, juga genggaman tangannya saat peluh bercucuran dibawah mentari, dan aku akan selalu berlindung dibalik rimbanya.. Ku rindu...

Namun itu masih dua hari lagi, sekarang, malam ini... Aku sepi....

Aku iri pada mereka yang masih berkesempatan untuk menikmati kebahagiaan, kesakitan, entahlah... Sepertinya aku tak bisa merasakan apapun... hanya hampa, sesederhana itu..

Rasanya hari-hari ini begitu penat. Penat oleh sesatu ketiadaan. Bukankah kadang justru kelelahan datang saat kita tak tau untuk berbuat apa-apa...

Rasanya terlalu banyak kebohongan, entah itu kebohongan kepada orang lain maupun kepada diriku sendiri. Karena memang ku tak tau pasti akan kebenaran... Aku memang belum tau siapa aku sendiri, memang...

Rasanya, guratan wajah ini sudah kaku, terlalu berat untuk menarik bibir, untuk menyungging sebuah senyum yang ikhlas, benar-benar lepas... Aku ingin tertawa lepas...

Apa benar kehampaan ini, kesendirian ini sudah mencapai batasnya, karena tiba-tiba aku merasa lelah. Aku merasa bosan untuk tertawa dalam kepalsuan ini, rasanya jiwa ini selalu berteriak saat ku coba untuk tertawa. Dan akhirnya hanya tawa palsu ini yang mampu ku biarkan mengalir lewat bibir ini. Aku muak...

Kenapa tiba-tiba aku begitu muak, begitu bosan akan hidup ini. Akan tawa disekitarku, akan kebersamaan... Tiba-tiba aku hanya ingin sendiri... Aku muak...

Aku muak untuk berbohong... Aku muak akan semua kepalsuan ini...

Tapi bukankah saat kita merasa lelah, kita akan lebih peka terhadap apapun. Kadang kita bisa sangat cepat marah, kadang pula bisa tertawa tanpa sebab...

Aku hanya perlu menikmati ini.. Dan aku ingin sendiri menikmati ini, menikmati semua kehampaan ini...

Mungkin dengan semua kehampaan ini, aku bisa lebih peka lagi dalam memandang hidup. karena aku ingin seperti itu. aku ingin bisa melihat keindahan dari sesuatu yang tak dapat kulihat... Ku ingin lebih peka...

Mungkin dengan ini, aku lebih memiliki banyak kesempatan untuk menikmati malam, untuk mengerti siapa aku, karena aku bosan menjadi orang lain, dengan semua kepalsuan ini. Kepalsuan tawa ini. Dan aku hanya ingin tertawa lepas, berjalan apa adanya...

Malam.... bantu aku mengerti semua penjelasan ini,, temani kesendirianku,, temani kehampaanku...

Dua hari lagi, Merapi .. tunggu aku,, aku rindu akan rimbamu, aku rindu akan senja mu... Aku benar-benar rindu................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar