Saat-saat paling menyenangkan dalam sebuah kesempatan adalah
saat-saat ketika mengenang. Yah, mengenang apa saja, sebatas kau masih mampu
mengingat setiap detailnya dengan jelas. Bisa jadi kenangan manis masa kecil, atau
mungkin juga kenangan pahit bertahun-tahun lalu. Ah, apapun itu, entah manis
atau kah pahit sebuah masa lalu selama kau mampu mengenangnya dengan lapang
dada kau akan menemukan semburat senyuman di sudut bibirmu. Dan pada akhirnya
kau pun akan menyadari betapa kini kau telah mewujud kedalam bentuk yang baru
yang berbeda dari masa-masa sebelum ini.
Namun terkadang, sebuah kenangan tak ada cukup ruang untuk
disimpan dalam memori otak manusia yang penuh keterbatasan, apalagi untuk
takaran otak sederhanaku ini. Karena itulah adakalanya sebuah kenangan
diwujudkan dalam berbaris-baris tulisan absurb yang mungkin cuma bisa
dimengerti oleh si penulis. Sama halnya dengan rumah 14 inci ini. Sekumpulan tulisan
absurb tentang kehidupan seorang lelaki biasa yang mungkin juga tak akan
berubah dalam skala besar menjadi seseorang yang luar biasa.
Ketika membaca tulisan-tulisan dalam rumah 14 inci ini pun terkadang
akupun merasakan sensasi yang sama menyenangkan dengan saat-saat mengenang. membolak-balikan
susunan kata dalam tulisan-tulisan absurb ini terkadang mengingatkanku akan
peristiwa-peristiwa lampau yang sudah mulai menguap dari kepalaku. Namun
adakalanya juga tulisan-tulisan absurb itu berhasil membenturkanku pada
idealisme-idealisme masa muda yang semakin terkikis saja oleh jiwa-jiwa
pragmatis seorang lelaki tua. Ah, padahal aku pun belum setua itu bukan?
Sama halnya untuk malam ini, ketika tanpa disengaja aku
membaca postingan bertanggal 13 Maret 2013. Seperti ini redaksinya :
Segala yang telah dilalui, yang hari ini
dilalui, yang akan dilalui di massa yang akan datang. Dalam keadaan apapun,
baik suka maupun duka akan kita syukuri sebagai proses kehidupan yang
membahagiakan. Kita berjanji untuk selalu saling menjaga sampai kapanpun dan
apapun. Apapun yang menyebabkan perselisihan harus kita pikirkan dengan hati
kita yang hebat dan kuat.
Tidak terasa
sudah dua tahun dari aku menuliskan itu. Dari sepengingatku, itu adalah
kata-kata ajaib yang dituliskan oleh si gadis kecil pada ulang tahun lelaki
berkacamata. Samar-samar aku bisa mengingat kejadian di awal tahun 2013 lalu
itu saat aku, si gadis kecil, dan si gadis polos diam-diam memberi kejutan
ulang tahun untuk si pria berkacamata. Meskipun dengan persiapan yang apa
adanya akhirnya malam itu menjadi cerita manis tentang persahabatan kami
berempat.
Yah, itu
sudah dua tahun yang lalu, dan rasa-rasanya semua kenangan itu sudah hampir
memudar dalam sebuah distorsi waktu. Mungkin tanpa tulisan itu aku akan mulai
lupa bahwa aku punya sahabat-sahabat terbaik yang pernah singgah mewarnai
kehidupanku. Mungkin semua rutinitas dan rentangan jarak ini telah menjadi
kabut tebal yang menutupi warna persahabatan kami.
Sungguh aku
benar-benar merindukan saat-saat itu. Saat-saat kita tertawa bersama dalam
canda, atau saat beberapa kalimat sakti yang sok dewasa meluncur deras dari
ulut-mulut kita dalam sebuah malam di pinggiran jalan samping FT? Adakah kalian
–gadis kecil, gadis polos, dan pria berkacamata- masih menyimpan rapi kenangan-kenangan
itu itu?
Ah, aku
benar-benar merindukan kalian. SAHABAT........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar