Minggu, 15 Maret 2015

Mengenang Persahabatan Kita


Saat-saat paling menyenangkan dalam sebuah kesempatan adalah saat-saat ketika mengenang. Yah, mengenang apa saja, sebatas kau masih mampu mengingat setiap detailnya dengan jelas.  Bisa jadi kenangan manis masa kecil, atau mungkin juga kenangan pahit bertahun-tahun lalu. Ah, apapun itu, entah manis atau kah pahit sebuah masa lalu selama kau mampu mengenangnya dengan lapang dada kau akan menemukan semburat senyuman di sudut bibirmu. Dan pada akhirnya kau pun akan menyadari betapa kini kau telah mewujud kedalam bentuk yang baru yang berbeda dari masa-masa sebelum ini.

Namun terkadang, sebuah kenangan tak ada cukup ruang untuk disimpan dalam memori otak manusia yang penuh keterbatasan, apalagi untuk takaran otak sederhanaku ini. Karena itulah adakalanya sebuah kenangan diwujudkan dalam berbaris-baris tulisan absurb yang mungkin cuma bisa dimengerti oleh si penulis. Sama halnya dengan rumah 14 inci ini. Sekumpulan tulisan absurb tentang kehidupan seorang lelaki biasa yang mungkin juga tak akan berubah dalam skala besar menjadi seseorang yang luar biasa.

Ketika membaca tulisan-tulisan dalam rumah 14 inci ini pun terkadang akupun merasakan sensasi yang sama menyenangkan dengan saat-saat mengenang. membolak-balikan susunan kata dalam tulisan-tulisan absurb ini terkadang mengingatkanku akan peristiwa-peristiwa lampau yang sudah mulai menguap dari kepalaku. Namun adakalanya juga tulisan-tulisan absurb itu berhasil membenturkanku pada idealisme-idealisme masa muda yang semakin terkikis saja oleh jiwa-jiwa pragmatis seorang lelaki tua. Ah, padahal aku pun belum setua itu bukan?

Sama halnya untuk malam ini, ketika tanpa disengaja aku membaca postingan bertanggal 13 Maret 2013. Seperti ini redaksinya :

Segala yang telah dilalui, yang hari ini dilalui, yang akan dilalui di massa yang akan datang. Dalam keadaan apapun, baik suka maupun duka akan kita syukuri sebagai proses kehidupan yang membahagiakan. Kita berjanji untuk selalu saling menjaga sampai kapanpun dan apapun. Apapun yang menyebabkan perselisihan harus kita pikirkan dengan hati kita yang hebat dan kuat.

Tidak terasa sudah dua tahun dari aku menuliskan itu. Dari sepengingatku, itu adalah kata-kata ajaib yang dituliskan oleh si gadis kecil pada ulang tahun lelaki berkacamata. Samar-samar aku bisa mengingat kejadian di awal tahun 2013 lalu itu saat aku, si gadis kecil, dan si gadis polos diam-diam memberi kejutan ulang tahun untuk si pria berkacamata. Meskipun dengan persiapan yang apa adanya akhirnya malam itu menjadi cerita manis tentang persahabatan kami berempat.

Yah, itu sudah dua tahun yang lalu, dan rasa-rasanya semua kenangan itu sudah hampir memudar dalam sebuah distorsi waktu. Mungkin tanpa tulisan itu aku akan mulai lupa bahwa aku punya sahabat-sahabat terbaik yang pernah singgah mewarnai kehidupanku. Mungkin semua rutinitas dan rentangan jarak ini telah menjadi kabut tebal yang menutupi warna persahabatan kami.

Sungguh aku benar-benar merindukan saat-saat itu. Saat-saat kita tertawa bersama dalam canda, atau saat beberapa kalimat sakti yang sok dewasa meluncur deras dari ulut-mulut kita dalam sebuah malam di pinggiran jalan samping FT? Adakah kalian –gadis kecil, gadis polos, dan pria berkacamata- masih menyimpan rapi kenangan-kenangan itu itu?

Ah, aku benar-benar merindukan kalian. SAHABAT........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar