Kamis, 13 Juni 2013

Pesta, Cinta, dan Cita


lambaian tangan mengiringi sebuah kepergian. Aku masih menatap mereka dari balik jendela mobil yang terus berlalu menjauh. Dan mereka semua tenggelam dilalap jarak. Lambaian tangan-tangan mereka berlalu bersama bising deru mobil yang menggeram pelan.

Sudah hampir empat tahun aku berguru di kota ini. kota yang istimewa, begitulah slogan kota ini. memang benar adanya, menurutku kota ini benar-benar istimewa. Aku banyak belajar di sini. Bukan hanya pelajaran formal yang di ajarkan di kelas-kelas kampus. Tapi lebih dari itu, ada banyak pelajaran yang bahkan jauh lebih berguna. Pelajaran yang amat sangat penting untuk mengarungi hidup. Membantu ku tetap bertahan melewati jalan hidup yang ada banyak tikungan tajam dan lubang-lubang di sana sini.

Lambaian tangan mereka sudah jauh tertinggal di belakang. Mengantar kepergianku dari kota istimewa ini. Ada setumpuk haru di ujung mata. Melihat lambaian tangan yang sudah menjauh. Memandang kenangan-kenangan yang melesat cepat. Menelusuri jalanan yang masih lengang. Keluar dari kota ini. tapi, memang sekaranglah waktu yang tepat. Waktu yang tepat untuk berpisah.

Terimakasih banyak Jogja. Untuk apa-apa yang sudah kau berikan. Kau ajarkan. Untuk kenangan-kenangan yang manis, jalan cerita yang begitu menakjubkan. Terimakasih untuk mau menjadi salah satu tempat singgahku. Kau akan selalu berada di salah satu ruang di dalam hatiku. Salah satu rumah tempat aku pulang dari perjalanan jauh.

Jogjakarta, terimakasih untuk Pesta, Cinta, dan Cita yang kau ajarkan selama ini…

Pesta, yang kau ajarkan lewat kenangan-kenangan bersama sahabat terbaik.

Cinta, yang kau ajarkan lewat peperjalanan kisah yang romantis.

Cita, yangkau tanamkan lewat idealisme yag kini telah keras membatu.