lambaian tangan mengiringi sebuah kepergian. Aku masih
menatap mereka dari balik jendela mobil yang terus berlalu menjauh. Dan mereka
semua tenggelam dilalap jarak. Lambaian tangan-tangan mereka berlalu bersama
bising deru mobil yang menggeram pelan.
Sudah hampir empat tahun aku berguru di kota ini. kota yang
istimewa, begitulah slogan kota ini. memang benar adanya, menurutku kota ini
benar-benar istimewa. Aku banyak belajar di sini. Bukan hanya pelajaran formal
yang di ajarkan di kelas-kelas kampus. Tapi lebih dari itu, ada banyak
pelajaran yang bahkan jauh lebih berguna. Pelajaran yang amat sangat penting
untuk mengarungi hidup. Membantu ku tetap bertahan melewati jalan hidup yang
ada banyak tikungan tajam dan lubang-lubang di sana sini.
Lambaian tangan mereka sudah jauh tertinggal di belakang. Mengantar
kepergianku dari kota istimewa ini. Ada setumpuk haru di ujung mata. Melihat
lambaian tangan yang sudah menjauh. Memandang kenangan-kenangan yang melesat
cepat. Menelusuri jalanan yang masih lengang. Keluar dari kota ini. tapi,
memang sekaranglah waktu yang tepat. Waktu yang tepat untuk berpisah.
Terimakasih banyak Jogja. Untuk apa-apa yang sudah kau
berikan. Kau ajarkan. Untuk kenangan-kenangan yang manis, jalan cerita yang
begitu menakjubkan. Terimakasih untuk mau menjadi salah satu tempat singgahku.
Kau akan selalu berada di salah satu ruang di dalam hatiku. Salah satu rumah
tempat aku pulang dari perjalanan jauh.
Jogjakarta, terimakasih untuk
Pesta, Cinta, dan Cita yang kau ajarkan selama ini…
Pesta, yang kau ajarkan lewat
kenangan-kenangan bersama sahabat terbaik.
Cinta, yang kau ajarkan lewat
peperjalanan kisah yang romantis.
Cita, yangkau tanamkan lewat
idealisme yag kini telah keras membatu.