Sabtu, 21 Juli 2012

Patah Hati??

Ah... Sudah lama rasanya aku tak menuangkan kisahku dilayar 14 inci ini...

Banyak hal yang terjadi, terlalu banyak malah... Proses yang memberiku pelajaran banyak hal, yang semoga saja mampu membimbingku menuju kedewasaan...

Mungkin sedikit melankolis, kisah yang ingin kuceritakan ini tentang persahabatan, cinta, dan hati yang terluka...

Bahagia, sedih, sayang, suka, patah hati, cinta. Itu semua adalah rasa, sebuah kelebihan yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia. Rasa inilah yang menjadikan manusia berbeda dengan hewan, ataupun tumbuhan. Sesuatu yang menjadikan manusia hidup dalam artian yang sebenarnya, karena manusia bukanlah robot yang hidup tanpa menggunakan hati. Ya, semua rasa itu memang berpusat di dalam hati manusia.

Dua minggu lalu, ketika kau berucap bahwa rasa sayangmu untukku tak cukup seperti yang orang sebut dengan pacar. Rasa sayangmu tak seperti rasa sayangku padamu, kau hanya menganggapku sebagai sahabat, itu saja, tak lebih. Patah hati, begitu mungkin yang orang bilang tentang keadaanku waktu itu. Sebuah rasa yang menurut orang-orang sangat menyakitkan. Karena memang begitu pula menutku. Kau mengucapkannya ketika tepat pukul 12 malam, dan hingga pagi menjelang, aku tak juga sanggup terlelap. Mungkin rasa sakit itu membuatku lupa devinisi dari kata tidur.

Tapi itu dua minggu lalu. sekarang sudah berbeda, walaupun hanya sdikit saja, setidaknya itu menandakan adanya perkembangan dari pemahamanku tentang apa tiu patah hati. Bukankah memang  sudah seharusnya kita belajar dari proses, dari hidup yang kita jalani.

Hingga sekarang, rasa sayang itu sebenarnya belum berkurang sedikitpun, aku belum juga bisa berdamai dengan perasaan ini. Dua minggu bukan waktu yang panjang untuk berdamai dengan perasaan cinta, perasaan sayang. Tapi dengan belajar dari perasaan ini, esok lusa pasti aku mampu berdamai dengan perasaan ini, esok lusa pasti bisa !

Sekarang, setidaknya aku tau bagamana harus memposisikan kau di hidupku. Bukan untuk melupakanmu, tapi melupakan perasaan cinta ini, berdamai dengan perasaan ini. Aku akan sekuat tenaga mengontrol perasaanku padamu ini, agar tak lagi membiarkannya bebas membuat ilusi-ilusi masa depan tentang aku dan kamu yang dapat menghanyutkanku pada kehancuran, pada pesakitan. Dan aku akan tetap memposisikanmu sebagai sahabatku, sama seperti 6 bulan lalu ketika kita dipertamukan di ABU-ABU bersama si gadis polos dan lelaki berkacamata. Saat kita tertawa  bersama dalam kebersamaan. Walaupun mungkit tak akan sama seperti 6 bulan lalu, tapi akau akan berusaha !

Maaf, untuk kamu, gadis polos, dan lelaki berkacamata, karena mungkin rasa cintaku ini telah menghancurkan prsahabatan kita. Keindahan dari kebersamaan. Tapi jalan takdir memang begini adanya, dan aku tak akan pernah mempersalahkannya.

Lalu bagai mana dengan lukaku? tentang patah hati ku?

Yang jelas sudah tak sesakit 2 minggu lalu. Bukankah patah hati itu indah? jika kita mampu melihat dari sudut yang berbeda. Sekarang ini aku sedang berusaha untuk mencari sudut pandang mana yang menyatakan patah hati itu indah. Setidaknya aku bisa merasa hidup dengan adanya rasa ini, aku bisa melihat senja yang lebih jingga, aku bisa melihat banyak hal dengan mata hati yang terbuka. Karena mata hati kadang terbuka oleh hal-hal yang menyakitkan, oleh hati yang sedang terluka.

Sekarang, biarlah sejenak aku menikmati rasa sayang ini, rasa cinta ini. Biarkan aku menikmati harum bunga cinta yang menyejukan ini, biarpun aku tau kau tak pernah menyambut bunga cinta ini, tapi cukuplah ketika aku memilikinya untuk sekejap ini. Esok lusa, ketika bunga cinta ini telah layu, maka saat itulah aku telah berdamai dengan persaan cinta ini.

Bunga cinta ini lah yang akan menemaniku dalam kesepianku, membantuku terbang dengan sebelah sayapnya, karena kau memang tak melengkapi sebelah sayapnya llagi. Tapi dengan sebelah sayap ini, cukup untukku tertatih terbang, melihat bnyak hal dari atas, meskipun hanya sekejap.

Aku mencoba bersyukur akan jalan takdir ini. Setidaknya aku sudah berani untuk jujur akan perasaanku, bukan lagi pecundang yang selalu berbohong akan perasaannya. Dan dengan kekuatan ini aku akan belajar untuk berdamai !!

Aku bersyukur pernah mengenalmu.
Aku bersyukur pernah mencintaimu.

Gadis kecil bermata sayu, terimakasih karena kau meluangkan waktu untuk menjadi salah satu tokoh dalam kisahku ini.....

Tuhan, terimakasih untuk Takdir yang telah kau susun....

Gadis kecil berwajah sayu, semoga kau juga tak melupakanmu. Setidaknya saat kau memandang bunga krisan ungu itu kau akan teringat, bahwa ada aku yang dulu memberikan bunga itu padamu disuatu malam yang dingin. Menyatakan CINTA....